TITIK DAN KURVA PADA SISITEM KOORDINAT
Haiiii semuanya perkenalkan saya nama saya Angela Jane Ito Naibaho bisa di panggil jane atau jen, terserah dehh hahahaa #abaikan. Disini saya baru jadi blogger, blogger muda nih hahahaaa #abaikan lagi. Baiklah-baiklah disini saya memulai membuat blogger karena memang salah satu tugas saya di perkuliahan saya jadinya saya mulai belajar menggunakan blog. Mohon maaf jika ada penulisan saya yang kurang bahkan sangat kurang heheee.
Ohh ya saya saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Bengkulu Program Studi Pendidikan Matametika. Nah jadi disini saya akan mencoba untuk memberikan beberapa materi yang saya perlajari di perkuliahan saya lebih tepatnya Mata Kuliah "Geometri Analitik".

1. Sejar ah Geometr
i Analitik
Geometri analitik merupakan kajian terhadap obyek-obyek geometri dengan
menggunakan sistem koordinat yang diulas
menggunakan konsep
dan
prinsip aljabar dan
analisis. Perkembangan geometri analitik dimulai
dengan kehadiran bentuk baru
persamaan (equation) Bentuk baru persamaan tersebut
memungkinkan untuk mengklasifikasikan kurva berdasarkan
derajat (degree).
Kurva berderajat satu adalah garis
lurus (straight
lines),
kurva berderajat dua merupakan irisan
kerucut (conic sections), dan kurva berderajat tiga dinamakan kurva kubik (cubic curves)
Descartes (sekitar tahun 1637) menggunakan bentuk baru persamaan tersebut
untuk mengubah masalahmasalah geometri menjadi masalah aljabar menggunakan koordinat sehingga dapat diselesaikan dengan manipulasi aljabar.
Pengubahan tersebut dilakukan
berdasarkan relasi antara himpunan titiktitik yang berkorespondensi satusatu dengan himpunan
bilangan riil. Sebuah titik dapat dinyatakan sebagai pasangan bilangan
riil (x,y). Descartes dalam bukunya Geometry (La Geometrie) menggunakan pertama
kali bentuk sumbu koordinat untuk menganalisis
sebuah kurva secara aljabar, seperti terlihat dalam gambar berikut.
Gambar 1. Diagram pertama yang digunakan
Descartes untuk menganalisis kurva secara aljabar
(Sumber : Smith & Latham, 1957 : 50)
Dalam bukunya,
Descartes (Smith & Latham, 1957) menuliskan “I
choose a straight line,
as AB, to attach to
refer
all its points…and in AB I choose
a point
A at which to begin
the investigation… Then
I draw through C the line CB parallel to GA. Since CB and BA
are unknown and indeterminate quantities, I shall call one of them y and the other x.” Pernyataan Descartes tersebut mendeksripsikan mengenai
sumbu koordinat x dan y. Selanjutnya Descartes menggunakan persamaan
aljabar yaitu y = cy - (cx/b) + ay-ac untuk mengidentifikasi kurva tersebut. Terlihat pada gambar 1, kurva
EC yang dinyatakan oleh persamaan
tersebut memiliki bentuk hiperbola. Diagram tersebut menjadi
awal penggunaan sistem koordinat
Cartesius. Penamaan sistem koordinat ini dilakukan
untuk menghormati karya pemikiran Rene Descartes.
Ide awal geometri analitik adalah penyajian kurva sebagai persamaan,
yang selanjutnya dikembangkan untuk memperluas
berbagai teknik manipulasi
aljabar sehingga dari persamaan
tersebut diperoleh informasi
mengenai kurva. Descartes
telah menunjukkan bahwa setelah suatu masalah geometri diubah menjadi masalah aljabar
maka persamaan tersebut diselesaikan untuk memperoleh penyelesaian
masalah geometri. Perkembangan tersebut memungkinkan
penyelesaian berbagai masalah
kompleks dan
menghasilkan bidang kajian
baru
dalam
matematika yaitu kalkulus
dan trigonometri, yang selanjutnya menjadi dasar perkembangan sains dan teknologi
modern.
Geometri analitik diaplikasikan dalam berbagai ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Sejak tahun 1985, geometri analitik
digunakan oleh para ilmuwan untuk menyelesaikan masalah kriptografi yaitu untuk menuliskan pesan dalam kode
rahasia. Ilmuwan biologi menggunakan geometri analitik dalam bidang
spektroskopi. Di bidang geografi,
geometri digunakan untuk membuat peta, pengidentifikasian latitude
dan longitude, serta pengembangan global positioning system (GPS). Para ahli di bidang teknik
sipil menggunakan geometri
analitik untuk menggambarkan bangunan atau jembatan serta melakukan perhitungan berkaitan dengan bobot yang dapat ditanggung bangunan
atau jembatan tersebut.
Gambar 2. Contoh aplikasi geometri
analitik dalam kehidupan
nyata
2.Pemecahan Masalah Polya
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu
prosedur untuk
menemukan
penyelesaian yang tepat atas
suatu masalah. Prosedur tersebut pertama kali
diformulasikan oleh George Polya (1887 1985) seorang guru dan ahli matematika yang menyatakan bahwa ada empat
tahap pemecahan masalah
yaitu : understand the problem, devise a plan, carry out the plan, dan look back sebagai berikut :
1) Understanding the
Problem
Tahap pertama
yang dilakukan untuk memecahkan masalah
adalah memahami masalah.
Cara yang disarankan Polya untuk memahami
masalah dengan baik yaitu dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut :
a. Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri
!
b. Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
c. Apa saja yang tidak diketahui
dari permasalahan itu ?
d.
Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ?
e. Informasi apa saja yang tidak ada / hilang dari permasalahan itu ?
f. Informasi apa saja yang tidak dibutuhkan dari permasalahan itu ?
2) Devising a Plan
Tahap
kedua
pemecahan
masalah
adalah
menentukan
rencana
penyelesaian
berupa
strategi pemecahan
masalah. Beberapa strategi pemecahan masalah
antara lain :
a. Menemukan pola
b. Menguji masalah yang relevan dan memeriksa
apakah teknik yang sama dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
c. Menguji masalah
yang
lebih
sederhana atau
khusus
dari
permasalahan itu
dan diperbandingkan dengan penyelesaian masalah
sebenarnya
d.
Membuat tabel
e.
Membuat diagram / gambar
f.
Menebak dan memeriksa
(guess and check /
trial and error)
g.
Menggunakan persamaan (equation)
matematika
h.
Bekerja mundur (work backward)
i.
Mengidentifikasi bagian dari hasil (subgoal)
3) Carrying Out
the Plan
Tahap ketiga pemecahan masalah
terdiri dari tiga aktivitas yaitu
sebagai berikut :
a.
Menerapkan satu atau lebih strategi
pemecahan masalah untuk menemukan penyelesaian
atau perhitungan
b. Memeriksa setiap langkah
strategi yang digunakan
baik secara intuitif
maupun dengan bukti formal
c. Menjaga keakuratan proses pemecahan masalah
4) Looking Back
Langkah terakhir
pemecahan masalah adalah
memeriksa kembali jawaban
atau solusi terhadap
permasalahan sebenarnya dengan cara sebagi berikut :
a. Memeriksa dengan pembuktianb.
b. Menginterpretasikan penyelesaian/solusi berdasarkan permasalahan berdasarkan rasional
atau pun argumentasi (reasonable)
c. Jika memungkinkan lakukan pengujian untuk masalah lain yang relevan
atau pun yang lebih umum dengan menggunakan teknik/strategi pemecahan masalah
tersebut
Contoh penerapan pemecahan masalah
: “Tentukan banyaknya
titik potong jika 5 garis saling berpotongan”
Tahap pemecahan masalah :
1)
Understanding the
Problem
a.
Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
Menentukan banyaknya titik potong dari garis-garis yang berpotongan (yang ditanya)
b.
Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalah itu ?
Lima garis saling berpotongan, misalnya
garis a, b, c, d, dan e (yang diketahui)
2)
Devising a Plan
Strategi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah
ini yaitu :
a.
Membuat diagram / gambar
Pertama
akan dibuat dua garis berpotongan yaitu a dan b. Kemudian
akan digambar garis ketiga
yaitu c yang memotong garis a dan b dan seterusnya
b.
Membuat tabel
Berdasarkan gambar akan dibuat tabel yang memuat hubungan
antara banyak garis berpotongan
dan banyak titik potong
c.
Menemukan pola
Berdasarkan tabel akan ditemukan
pola yang tepat untuk masalah ini
3)
Carrying Out the Plan
Tahap ketiga pemecahan
masalah yaitu menggunakan strategi untuk memecahkan
masalah. a. a. Membuat diagram / gambar
b. Membuat tabel dan menemukan pola
Banyak
garis berpotongan
|
Banyak
titik potong
|
Pola
|
2
|
1
|
1
|
3
|
3
|
1 + 2
|
4
|
6
|
1 + 2 +
3
|
5
|
10
|
1 + 2 +
3 + 4
|
Jadi disimpulkan jika lima garis berpotongan satu sama lain maka banyaknya titik potong yang terbentuk adalah 10 titik
4)
Looking Back
Langkah terakhir pemecahan
masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi terhadap
permasalahan sebenarnya dengan cara sebagai
berikut :
a.
Menginterpretasikan penyelesaian/solusi berdasarkan permasalahan berdasarkan rasional
atau pun argumentasi (reasonable) berikut :
i.)
Jika dua garis a dan b berpotongan maka terdapat satu titik potong P
ii.) Jika garis ketiga c memotong dua garis a dan b yang saling berpotongan di P maka garis
ketiga itu memotong masingmasing garis di satu titik yaitu c memotong
a di Q dan c memotong
b di
R sehingga seluruhnya ada tiga titik potong
iii.) Jika garis keempat d memotong garis a, b, dan c yang saling
berpotongan seerti pada point (ii) maka d memotong a di S, d memotong
b di R, dan d memotong c di S sehingga
seluruhnya ada 6 titik potong
iv.) Dengan demikian
jika
garis
kelima
e
memotong
garis
a,
b,
c
dan
d
yang
saling
berpotongan maka seluruhnya
ada 6 + 4 = 10 titik potong
b.
Melakukan pengujian untuk banyaknya titik potong dari 10 garis berpotongan
Pola yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
2 garis berpotongan menghasilkan 1 titik potong
3 garis berpotongan menghasilkan 1 + 2 = 3 titik potong
4 garis berpotongan menghasilkan 1 + 2 + 3 = 6 titik potong
5 garis berpotongan menghasilkan 1 + 2 + 3 + 4 = 10 titik potong
Dengan demikian maka :
10 garis berpotongan menghasilkan 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 = 45 titik potong
Baiklah-baiklah saat ini saya akan memberikan materi tentang kedudukan garis. Nah jadi agar lebih memahami dari kedudukan suatu titik itu ternyata terdapat beberapa teorema-teorema loh yang telah ada untuk membantu didalam penyelesaian permasalahan yang menyangkut tentang kedudukan titik ini. Adapun
beberapa teorema yang digunakan didalam menentukan atau mencari kedudukan dari
suatu titik-titik tertentu dimana beberapa teorema tersebut adalah sebagai
berikut :
Teorema 1
Kedudukan titik-titik
yang berjarak sama
yaitu d dari sebuah titik P adalah sebuah lingkaran
berpusat di titik P dengan ukuran panjang jari-jari
d.
Nah untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 1 ini, saya akan memberikan gambar yang sesuai dengan teorema 1 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bisa kita lihat bahwa misalkan terdapat 1 titik sembarang yaitu titik O. Dan misalkan kita akan buat beberapa titik lain yang berjarak sama dari titik O tersebut. Bagaimanakah kedudukan titik atau kumpulan titik itu agar titik-titik yng lainnya dapat berjarak sama terhadap titik O? Maka dari sini dapat kita lihat jika kumpulan titik itu selalu berjarak sama terhadap titik O maka kedudukan kumpulan titik-titik itu akan membentuk suatu lingkaran dimana jarak dari sembarang titik tersebut misalnya titik A ke titik O merupkan jari-jari dari lingkaran tersebut.
Gimana penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar tentang teorema 1 ini? Mudah dipahamikan? Hahahaa semoga saja bermanfaat yaaaa
Nah untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 1 ini, saya akan memberikan gambar yang sesuai dengan teorema 1 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bisa kita lihat bahwa misalkan terdapat 1 titik sembarang yaitu titik O. Dan misalkan kita akan buat beberapa titik lain yang berjarak sama dari titik O tersebut. Bagaimanakah kedudukan titik atau kumpulan titik itu agar titik-titik yng lainnya dapat berjarak sama terhadap titik O? Maka dari sini dapat kita lihat jika kumpulan titik itu selalu berjarak sama terhadap titik O maka kedudukan kumpulan titik-titik itu akan membentuk suatu lingkaran dimana jarak dari sembarang titik tersebut misalnya titik A ke titik O merupkan jari-jari dari lingkaran tersebut.
Gimana penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar tentang teorema 1 ini? Mudah dipahamikan? Hahahaa semoga saja bermanfaat yaaaa
Teorema 2
Kedudukan titik-titik
yang
berjarak
sama
yaitu
d
dari sebuah garis l adalah sepasang garis-garis
sejajar
yang masing-masing berjarak
d dari garis 1.
Nah seperti teorema 1 sebelumnya, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 2 ini, saya akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 2 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Nah seperti teorema 1 sebelumnya, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 2 ini, saya akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 2 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Baiklah mari kita perhatikan gambar diatas. Bisa kita lihat misalkan terdapat sebuah garis g sembarang. Dan saat ini kita inigin membuat beberapa titik-titik dengan syarat bahwa jarak antara titik dan garis g tersebut harus selalu sama. Maka apakah yang akan kita lakukan? Dengan syarat jaraknya harus selalu sama maka kita akan membuat kumpulan dari titik-titik itu membentuk sebuah garis baru (misalnya garis l) dan sejajar dengan garis g tersebut. selain sejajar, jika garis l ita proyeksikan maka juga akan membentuk garis baru yang sejajar terhadap garis g (misalkan garis k) dan juga akan saling tegak lurus membentuk sudut siku-siku yaitu 90͒ .
Bagaimana dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 2 ini? Mudah dipahamikah atau sebaliknya? Hahahaaa semoga bermanfaat yaa teman-temannnn.
Bagaimana dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 2 ini? Mudah dipahamikah atau sebaliknya? Hahahaaa semoga bermanfaat yaa teman-temannnn.
Teorema 3
Kedudukan titiktitik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q
adalah sebuah ruas garis (disebut
perpendicular bisector).yang tegak lurus terhadap ruas 
garis PQ dan membagi PQ menjadi dua bagian sama besar.
Nah seperti teorema 1 dan 2 sebelumnya, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 3 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 3 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Dari gambar diatas dapat kita lihat misalnya terdapat 2 titik sembarang yaitu titik P dan titik Q. jika kita meenghubungkan kedua titik tersebut maka akan terbentuk suatu ruas garis yaitu ruas garis PQ. Jika kita ingin membuat beberapa titik diantara kedua tititk itu tapi dengan syarat yaitu jarak kedua titik tersebut terhadap titik yang baru haruslah sama. maka apakah yang akan kita buat? Maka hal terjadi adalah bahwa kumpulan titik-titik tersebut akan membentuk suatu ruas garis yang tegak lurus terhadap ruas garis PQ dan akan membagi sisi-sisinya sama panjang.
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 3? Semoga tetap dapat bermanfaatnya heheheee


Nah seperti teorema 1 dan 2 sebelumnya, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 3 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 3 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Dari gambar diatas dapat kita lihat misalnya terdapat 2 titik sembarang yaitu titik P dan titik Q. jika kita meenghubungkan kedua titik tersebut maka akan terbentuk suatu ruas garis yaitu ruas garis PQ. Jika kita ingin membuat beberapa titik diantara kedua tititk itu tapi dengan syarat yaitu jarak kedua titik tersebut terhadap titik yang baru haruslah sama. maka apakah yang akan kita buat? Maka hal terjadi adalah bahwa kumpulan titik-titik tersebut akan membentuk suatu ruas garis yang tegak lurus terhadap ruas garis PQ dan akan membagi sisi-sisinya sama panjang.
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 3? Semoga tetap dapat bermanfaatnya heheheee
Teorema 4
Kedudukan titiktitik yang
berjarak
sama
dari
dua
garis yang
sejajar yaitu l1 dan l2 merupakan sebuah garis diantara
keduanya dan sejajar dengan kedua garis tersebut.
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 4 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 4 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 4 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 4 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Dari gambar diatas dapat kita lihat misalkan terdapat 2 garis sembarang yang sejajar yaitu garis g dan garis l. Dimana saat ini kita ingin membuat beberapa titik dengan syarat jarak titik tersebut harus sama panjang terhadap 2 garis tersebut? Lalu apa yang akan kita lakukan? jika masalahnya seperti ini maka ada 3 kemungkinan kedudukan titik yang didapat yatitu kedudukan titk di atas garis l, kedudukan titik diantara garis g dan garis l dan kedudukan titik di bawah garis g. Tapi akakah 3 kemungkinan ini benar? Mari kita cek sama-sama yaaa. Pertama kita lihat untuk kedudukan titik yang diatas garis l, maka akan didapatkan bahwa jarak antara titik sembarang di atas garis l terhadap garis l tidak sama panjang dengan jarak antara titik tersebut terhadap garis g. Sehingga kemungkinan kedudukan titik di atas garis l tidak sesuai (salah). sekarang kita lihat kedudukan titik diantara haris l dan garis g, maka terlihat bahwa jarak antara kedua garis tersebut terhadap sembarang titik itu sama panjang. Sehingga kemungkinan kedudukan titik di antara garis l dan garis g benar. terakhir kita periksa kemungkinan kedudukan titik di bawah garis g, maka terlihat bahwa jarak antara titik sembarang di bawah garis g terhadap garis l tidak sama
panjang dengan jarak antara titik tersebut terhadap garis g. Sehingga
kemungkinan kedudukan titik di awah garis g tidak sesuai (salah). Jadi kemungkinan kedudukan titik yang benar adalah dianatara garis l dan garis g dimana memiliki jarak yang sama panjang terhadap sembarang titik tersebut. Sehingga gambarnya akan seperti berikut :
Teorema 5
Kedudukan titik-titik yang berjarak
sama terhadap dua garis
yang berpotongan yaitu l1 dan
l2, adalah sepasang
ruas garis (disebut bisectors) yang membagi dua sama besar
sudut sudut yang yang dibentuk garis l1 dan
l2.
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 5 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 5 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 5? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehee
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 5 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 5 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 5? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehee
Teorema 6
Kedudukan titik-titik yang berjarak
sama dari kedua sisi sebuah sudut adalah sebuah ruas
garis yang membagi dua sudut tersebut (bisector of angle).
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 6 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 6 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 6? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehee
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 6 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 6 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 6? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehee
Teorema 7
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari
dua buah lingkaran konsentris (concentric circles) adalah sebuah lingkaran yang konsentris terhadap kedua lingkaran
tersebut dan berada tepat di tengah keduanya.
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 7 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 7 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 7? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehee
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 7 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 7 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 7? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehee
Teorema 8
Kedudukan titik-titik pada
jarak
tertentu dari
sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari
lebih panjang dari jarak
tersebut merupakan sebuah pasangan lingkaran
konsentris, di mana masing-masing kedudukan titik tersebut
berada di salah satu sisi lingkaran pada jarak tertentu tersebut.
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 8 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 8 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 8? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehe
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 8 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 8 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 8? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehe
Teorema 9
Kedudukan titik-titik yang berjarak tertentu
dari suatu lingkaran berjari-jari kurang dari jarak tersebut
merupakan sebuah lingkaran
yang berada di luar lingkaran pertama dan saling
konsentris.
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 9 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 9 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 9? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehee


Ruas garis CD tegak lurus dan membagi ruas garis AB
Ditanyakan : Apakah
untuk sembarang titik P pada ruas garis CD berjarak sama dari A

dan B yaitu PA} PB ?
Rencana : Gambar/Sketsa permasalahan :




Tahap 2 :


Teorema 3 : Kedudukan titiktitik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut
perpendicular bisector).yang tegak lurus
terhadap ruas garisPQ dan membagi PQ menjadi dua bagian sama besar

Berdasarkan gambar dan
teorema tersebut maka kedudukan perenang
terhadap kedua pelampung
tersebut dapat dideskripsikan sebagai sebuah r uas gar is yang tegak lur
us ter hadap r uas gar is yang menghubungkan kedua pelampung yaitu AB dan membagi r uas gar
is AB menjadi dua bagian sama panjang seperti digambarkan sebagai berikut.
Misalkan koordinat
titik C(x, y) di
mana dCA = dCB dengan koordinat
A(xa, ya) dan B(xb, yb) maka dapat dibuktikan
untuk posisi C di C1(x1, y1), C2(x2, y2), … Cn(xn, yn) yaitu :
(b) jika ruas garis AB tegak lurus sumbu y maka x1 = x2 = … = xn
Selanjutnya harus dibuktikan bahwa garis C1C2 tegak lurus AB
Sekianlah penjelasan tentang titik dan kurva sisitem koordinat yang dapat saya berikan kepada teman-teman semua. Semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya yaaa hehehee. Jika ada kekurangan diddalam penulisan bog saya ini saya mohon maaf dan meminta kritik dan sarannya untuk penulisan blog saya yang selanjutnya. Harap maklum ya teman-teman namanya juga baru jadi blogger heheheee.
Senang berkenalan dengan kalian semuaaaaaa. See you later ~~~~~~
Nah seperti teorema-teorema sebelumnya juga, untuk lebih memudahkan pemahaman dari teorema 9 ini, saya juga akan menyertakan gambar yang sesuai dengan teorema 9 ini, dimana gambarnya sebagai berikut :
Bagaimanakah dengan penjelasan yang saya berikan berdasarkan gambar yang terkait dengan teorema 9? Semoga tetap dan tetap dapat bermanfaatnya teman-temann hehehee
Pembuktian Teor ema 3
Tahap 1 :
Akan dibuktikan untuk sembarang
titik
pada
kedudukan
tersebut
memenuhi kondisikondisi berikut :
Diketahui : Titik A dan B







Bukti tahap 1 ( Harus dibuktikan >PAE }
>PEB agar diperoleh PA } PB)
Pernyataan
|
Alasan
|
1. CD adalah ruas garis
membagi
dua
dan tegak lurus () AB
2. Ukuran sudut PEA
dan
sudut
PEB
sama yaitu XPEA} XPEB
3. Ukuran panjang ruas garis
AE} EB
4. PE} PE
5. >PEA} >PEB
6. PA} PB
|
1. Diketahui
2. Kedua
sudut
adalah sudut
sikusiku.
Semua sudut sikusiku kongruen
3. Agar dapat membagi
dua
sama
besar maka ruas garis dibagi menjadi bagianbagian yang kongruen
4. Sifat refleksif
5. Kekongruenan dua segitiga (s.a.s)
6. Hukum kongruensi }
|





Akan dibuktikan
untuk sembarang titik memenuhi kondisi berikut :
Diketahui :
Sembarang titik Q yang berjarak sama dari titik A dan B yaitu QA} QB
Ditanyakan :
Apakah Q berada pada sebuah ruas garis yang membagi dua dan tegak lurus AB Rencana : Gambar/Sketsa Masalah bahwa QGþAB
Akan
dibuktikan dnegan menggunakan segitiga-segitiga kongruenbahwa QG membagi dua
AB.
Bukti
tahap 2 :

Jadi
terbukti teorema 3
Contoh 1
Terdapat dua buah pelampung
pada sebuah danau. Seorang perenang
berenang di danau tersebut sedemikian sehingga
ia selalu berjarak tetap (konstan) terhadap
kedua pelampung tersebut.
Deskripsikan jalur renang yang ditempuh
oleh perenang tersebut.
Tahap pemecahan
masalah :
1) Understanding the Problem
a. Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri
!
Misalkan kedua pelampung adalah titik A dan B dan perenang
adalah titik C Misalkan jarak C ke A adalah dAC dan jarak C ke B adalah dCB.
Maka posisi perenang yaitu C terhadap
A dan B adalah kumpulan
titiktitik sehingga dCA dan dCB selalu tetap. Berbentuk
apakah kumpulan titiktitik tersebut
?
b. Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan ! Bentuk kumpulan titiktitik sehingga
dCA dan dCB selalu tetap.
c. Apa saja yang tidak diketahui dari permasalahan itu ? Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ? Titik A dan B berbeda posisi
Jarak dCA dan dCB selalu tetap yaitu dCA = dCB untuk meskipun posisi C berubahubah
1) Devising a Plan
Strategi pemecahan
masalah yang mungkin
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
:
a.
Membuat
diagram / gambar
Menggambarkan posisi titik A, B, dan C sesuai kondisi masalah.
b. Menguji masalah
yang relevan dan memeriksanya apa dapat digunakan
c. Memeriksa jika ada satu atau lebih teorema dasar kedudukan titik yang menyerupai masalah ini
2) Carrying Out the Plan
a.
Membuat
diagram / gambar
a. Memeriksa jika ada teorema kedudukan titik yang sesuai




1) Looking Back
Langkah terakhir pemecahan
masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi terhadap
permasalahan sebenarnya dengan cara :
a. Memeriksa
dengan
pembuktian
: buktikan teorema 3 berdasarkan masalah
tersebut secara deduktif
b. Menginterpretasikan penyelesaian permasalahan ini
berdasarkan argumentasi
(reasonable) dengan menggunakan koordinat dan aljabar

(a) jika ruas garis AB tegak lurus sumbu x maka y1 = y2 = … = yn


Dengan bantuan geogebra
dapat dilakukan simulasi
untuk menunjukkan solusi untuk
tiga posisi C yang berbedabeda sebagai berikut.
Sekianlah penjelasan tentang titik dan kurva sisitem koordinat yang dapat saya berikan kepada teman-teman semua. Semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya yaaa hehehee. Jika ada kekurangan diddalam penulisan bog saya ini saya mohon maaf dan meminta kritik dan sarannya untuk penulisan blog saya yang selanjutnya. Harap maklum ya teman-teman namanya juga baru jadi blogger heheheee.
Senang berkenalan dengan kalian semuaaaaaa. See you later ~~~~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar